Pertanian Indonesia sebagai Wujud Lumbung Pangan Dunia
PERTANIAN INDONESIA SEBAGAI WUJUD
LUMBUNG PANGAN DUNIA
“Pertanian adalah masalah hidup atau matinya suatu
bangsa” begitulah yang dikatakan Presiden pertama Indonesia. Tetapi apa yang
terjadi pada sekarang ini? Masih banyak isu – isu tentang pertanian dari mulai
alih fungsi lahan pertanian, infrastruktur pertanian, kesenjangan harga
komoditas pangan ditambah dengan adanya era industri 4.0 yang berbasis pada
data. Maka, hal – hal itulah yang menjadi evaluasi serta motivasi untuk menjadi
Indonesia dengan pertanian yang lebih sejahtera. Selain itu, terwujudnya
swasembada pangan khususnya beras pada tahun 1980 menjadi motivasi untuk
terwujudnya kembali 2045 Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
Ada beberapa tahap untuk mewujudkan Indonesia sebagai
Lumbung Pangan Dunia. Pertama, membenahi kebijakan hukum dan peran pemerintah
yang mendukung pertanian Indonesia. Kedua, membenahi pertanian Indonesia.
Kebijakan hukum
di Indonesia saat ini masih lemah. Hukum di Indonesia saat ini hanya bisa
menjerat yang lemah dan tidak dengan orang yang kaya dan kuat. Salah satu
kesenjangan hukum dalam bidang pertanian bisa dilihat dengan masih banyaknya
mafia pertanian. Pupuk dan benih menjadi salah satu aspek yang dipermainkan
oleh mafia – mafia pertanian. Dampak dari mafia pertanian ialah harga komoditas
pangan yang tinggi. Oleh karena itu harus diciptakan undang – undang yang
memihak rakyat dan pertanian, pemerintah memberantas mafia pertanian. Lalu
peran pemerintah terhadap pertanian haruslah diperkuat dari mulai aspek permodalan
dana, pupuk, benih, alsintan, teknologi dan mengendalikan harga komoditas
pangan. Alih fungsi lahan pertanian juga hal yang harus dicegah oleh
pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkan penataan dan pendataan kembali lahan
pertanian di Indonesia, jangan malah terjadi pengurangan lahan pertanian.
Setelah kebijakan hukum dan peran pemerintah tercapai,
selanjutnya adalah membenahi pertanian Indonesia. Pencerdasan petani ialah hal pertama
yang harus dibenahi. Pentingnya penyuluhan petani agar petani dapat tanggap
dengan masalah – masalah yang ada saat menjalani pertanian seperti permasalahan
organisme penggangu tanaman, dan cuaca dan iklim setempat. Selain itu, petani
juga bisa dibentuk karakter etos kerjanya, dan diberikan motivasi untuk bisa
bekerja dengan maksimal. Peran penyuluhan dan pencerdasan dapat bekerja sama
dengan kementrian pertanian, pihak ilmuwan, mahasiswa dan institusi pertanian.
Penyuluhan dan pencerdasan juga harus didapati oleh semua petani di Indonesia.
Oleh karena itu, penting sinergitas antara pihak penyuluhan dan pencerdasan
dengan pihak pemerintah dalam peran memenuhi hak petani. Penelitian juga harus
dikembangkan oleh pihak mahasiswa, institusi maupun ilmuwan. Salah satu
contohnya ialah membuat penelitian bibit unggul komoditas pangan. Dengan adanya
penelitian maka hasil produksi dapat dikembangkan lebih banyak lagi. Tidak
hanya berdampak pada hasil produksi, bisa juga dikembangkan penelitian yang
dapat menghasilkan bibit unggulan yang tahan oleh hama serta cuaca dan iklim
tertentu juga tentunya hasil dari bibit unggulan tersebut aman untuk dikonsumsi
masyarakat.
Pembenahan selanjutnya ialah pembenaan dari segi teknik bertani.
Untuk mendapatkan panen yang melimpah dibutuhkan teknik bertani yang efektif
dan efisien. Salah satu contoh bertani yang efektif dan efisien adalah
memanfaatkan lahan pertanian yang kosong. Contoh untuk pertanian di sawah, bisa
dilakukan penanam tanaman sayuran diantara penanaman pisang. Bisa juga
memanfaatkan lahan sempit di rumah – rumah dengan teknik menanam vertikultur.
Teknik vertikultur adalah teknik bertanam yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat. Selain teknik vertikultur, bisa juga menggunakan teknik hidroponik.
Teknik hidroponik adalah cara bertanam dengan menggunakan media selain tanah.
Perlu diperhatikan juga, pembibitan, pemberian nutrisi dan perawatan tanaman
secara berkala. Pertanian juga bisa dilakukan di gedung – gedung kantoran
ataupun di restoran. Sehingga Gedung atau restoran bisa memiliki fungsi green system.
Lalu pertanian di
Indonesia juga harus berbasis data dan teknologi. Pada saat ini, teknologi pertanian
masih kurang terdistribusi merata di seluruh Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan peran pemerintah dalam pendistribusi teknologi pertanian. Peneliti
dan institusi pertanian juga diharapkan berperan dalam menghasilkan inovasi
alat pertanian. Teknologi berfungsi mengurangi tenaga dan waktu yang dipakai petani
untuk mengelola pertanian dalam hal produksi maupun distribusi hasil produksi
seperti contohnya menghasilkan alat teknologi yang dapat membawa tandang pisang
matang dari perkebunan ke tempat penyimpanan. Selain itu, teknologi dapat
membantu dari mulai pembibitan tanaman, penanaman tanaman, pemanenan tanaman
bahkan hingga pengelolaan produksi tanaman menjadi produk olahan tanaman
tersebut. Teknologi juga dibutuhkan untuk mendapatkan data dari lahan pertanian
tersebut. Data seperti data kontur tanah, kualitas unsur hara, iklim dan cuaca,
pengaliran air, suhu lingkungan, serta serangan hama sangat dibutuhkan agar
hasil produksi pertanian maksimal. Dengan data kita juga melihat perkembangan
pertanian luar negeri, sehingga kita bisa mengimplementasikannya di pertanian
Indonesia dan tidak kalah zaman dengan pertanian luar negeri. Peran teknologi
dalam pengembangan infrastruktur pertanian juga penting contohnya infrasturktur
irigasi air yang dapat mengalirkan air
ke tempat pertanian secara berkala dan menyimpan air untuk kebutuhan musim
kemarau. Lalu pembenahan infrastruktur jalanan agar memperlancar transportasi
hasil produksi ke pasar – pasar. Sehingga, jika teknologi dan data dapat
diterapkan di pertanian Indonesia, petani dapat dengan mudah bekerja mengurus
lahan pertaniannya. Lulusan pertanian bahkan dari lulusan lain pun dapat
tertarik masuk dalam pertanian di Indonesia.
Hasil produksi pertanian jangan hanya yang berbentuk
mentahan lalu dijual, tetapi juga berbentuk olahan. Karena jika hasil produksi
dijual dalam bentuk olahan bahan mentahnya, harga juga pasti akan lebih tinggi
dan petani dapat lebih banyak untung. Intinya, petani juga harus punya jiwa
kreatif dan entrepreneur. Ingat, teknologi dan data juga harus masuk dalam
pengelolaan hasil produksi, agar dapat mengurangi tenaga serta waktu yang
dimiliki serta berkembang sesuai era industri 4.0 sekarang ini. Oleh karena
itu, apabila Indonesia sudah memiliki pertanian yang maju dan modern maka
negara ini pun dapat menjadi Lumbung Pangan Dunia di 2045.
*Hasil karya tulis pertama, tolong beri komentar yah*
Luar biasa
BalasHapusMantab BB mas Irsyad
BalasHapus